TAMBUN – Tercatat hingga Agustus 2018 angka penganguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mencapai 11,24% menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Tingginya tingkat penganguran disebabkan banyak dari lulusan SMK tidak memilik standar kualitas kerja sesuai dengan kebutuhan industri.

Menjawab tangtangan tersebut, PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) berupaya membangun kualitas pendidikan, khususnya bagi siswa-siswi SMK melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) “Suzuki Peduli Pendidikan”.

Melalui program ini, PT SIM mendonasikan mobil ke berbagai SMK yang tersebar di beberapa kawasan Indonesia. Seremoni penyerahan donasi ini dilaksanakan pada Selasa (11/12) di pabrik Suzuki Tambun, Bekasi.

Baca juga :  Berikut Juara Ajang Kompetisi Siswa Terbaik PT AHM

“Sebagai perusahaan otomotif, kami terpanggil untuk berkontribusi dalam hal ini. Kami ingin lulusan SMK punya kualitas dalam bidangnya sehingga siap untuk terjun ke dunia kerja. Program Suzuki Peduli Pendidikan merupakan titik awal kami untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di bangku SMK. melalui donasi unit-unit mobil Suzuki seperti APV, Ertiga, dan Karimun Wagon R ke tujuh SMK, pihak sekolah dapat memanfaatkan unit tersebut sebagai alat kerja praktik pembelajaran bagi para siswa.” ungkap Fajar Dewanto, Section Head Building Construction & Facility Department HRD & GA PT SIM.

Baca juga :  Suzuki Day Hadir Menyapa Kota Solo

Menyambut akhir tahun 2018, PT SIM memberikan donasi mobil Suzuki ke tujuh SMK yang diantaranya, SMK Assadatul Abadiyah Bekasi, Jawa Barat. SMK Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jawa Tengah. SMK Palapa Semarang, Jawa Tengah. SMK Negeri 1 Gantar Indramayu, Jawa Barat. SMKN 7 Baleendah, Bandung, Jawa Barat. SMK Muhammadiyah 2 Taman, Sidoarjo, Jawa Timur dan SMK Darma Siswa 1 Sidoarjo, Jawa Timur.

Donasi mobil dalam program Suzuki Peduli Pendidikan merupakan langkah PT SIM untuk menjalin sinergi dengan dunia pendidikan agar kualitas para siswanya meningkat.

“Melalui program ini, kami harap mobil yang kami donasikan tidak hanya menjadi alat pembelajaran bagi para siswa, tapi juga dapat mempersiapkan calon-calon tenaga ahli profesi di bidang otomotif yang lebih berkualitas, sehingga nantinya dapat mengurangi angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia,” tutup Fajar. [Po/Ajr]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *